Sesungguhnya topik ini amat penting. Ini
adalah salah satu doktrin gereja yang penting. Mengapa?. Karena sesungguhnya
seluruh doktrin gereja berasal dan bersumber serta dibangun dari topik ini. Mengapa kita
percaya bahwa semua manusia berdosa? Mengapa kita percaya bahwa keselamatan
hanya ada di dalam Yesus Kristus? Mengapa kita percaya bahwa Yesus Allah sejati
dan manusia sejati? Mengapa kita percaya bahwa Yesus sungguh-sunguh mati untuk
dosa manusia? Mengapa kita percaya bahwa Yesus sungguh-sungguh bangkit dalam
bentuk tubuh? Mengapa kita percaya bahwa ada kebangkitan tubuh sesudah
kematian? Mengapa kita percaya bahwa Yesus akan datang kembali yang kedua kalinya?
Banyak lagi pertanyaan lain yang dapat
kita daftarkan di sini. Jawabannya adalah: Karena Alkitab mengatakan demikian.
Benarlah syair sebuah lagu :Jesus loves
me this I know, for the Bible tells me so. Jadi, orang Kristen tidak
membangun imannya di atas pandangan-pandangan bapak- bapak gereja atau para teolog
-sekalipun pandangan mereka tidak dapat kita abaikan-tetapi membangunnya di
atas Alkitab. Itulah sebabnya sikap orang terhadap Alkitab mempengaruhi seluruh
doktrin atau ajarannya. Bagi mereka yang melihat Alkitab sebagai wahyu Allah
yang bersifat mutlak,maka mereka akan tunduk terhadap segala pernyataan-pernyataan
Alkitab, tanpa kecuali, sekalipun nampaknya pikiran mereka dan pandangan para
ahli teologia berbeda dengan itu. Tetapi bagi mereka yang melihat Alkitab
sebagai buku biasa atau sekedar tradisi manusia belaka, maka
pernyataan-pernyataan Alkitab tidak berarti apa-apa.
Marilah kita lihat berbagai pandangan
berikut:
1.
Alkitab adalah tradisi manusia
abad mula-mula
Bagi mereka ini, yang hanya melihat
Alkitab sebagai tradisi manusia abad mula-mula, tentu kurang menghargai
Alkitab. Seorang hamba Tuhan pernah berbicara tentang Alkitab kepada seorang
pemuda, bahwa Alkitab tersebut benar dan penting untuk dibaca. Namun pemuda
tersebut tetap menolak untuk melihat pentingnya membaca Alkitab. "Mengapa
Anda tetap bersikap negatip terhadap Alkitab? Apakah Anda melihat bahwa Alkitab
itu banyak kesalahan?", tanya hamba Tuhan tersebut. Maka pemuda
tersebut menjawab:" Bagi saya, Alkitab tidak penting bukan karena banyak
kesalahan. Saya setuju bahwa Alkitab tersebut benar. Masalahnya adalah,
Alkitab tersebut tidak relevan lagi untuk abad ini.
Bagaimanakah Anda melihat relevansi
Alkitab yang merupakan tradisi manusia zaman primitif tetap dapat diterapkan
pada abad modern ini?".Jadi, bagi kelompok ini Alkitab tidak memiliki
otoritas dalam hidup mereka.
2.
Alkitab adalah buku biasa yang
tidak luput dari kesalahan
Seorang teolog Indonesia pernah menulis
dalam bukunya bahwa kalau kita membaca Alkitab harus mendekatinya sebagaimana
kita mendekati buku lainnya.
Kita tidak membaca buku-buku tersebut
dengan sikap menerima saja. Tetapi kita membacanya dengan sikap kritis dengan
asumsi bahwa setiap karya manusia punya kesalahan, tidak sempurna. Tidak
terkecuali dengan Alkitab".Bagi kelompok ini, Alkitab juga tidak memiliki
nilai yang penting.
3.
Alkitab, bukanlah firman Allah,
tetapi catatan tentang Firman Allah
Bagi mereka yang menganut pandangan ini,
wahyu Allah tidak bisa dituliskan. Karena Allah itu tidak terbatas, maka
firmanNya pun tidak terbatas. Jadi sebenarnya, menurut teori ini peristiwa
Allah berfirman terhadap Musa, Elia dan nabi-nabi lainnya sudah berlalu.
Tetapi kemudian peristiwa tersebut (baca: wahyu) dicatat. Itulah Alkitab.
Menurut mereka ini, menyamakan Alkitab dengan firman Allah adalah dosa. Jadi,
Alkitab tidak memiliki otoritas dalam hidup mereka.
4. Alkitab mengandung Firman Allah
Menurut pandangan ini, Alkitab bukanlah
firman Allah, tetapi di dalamnya terdapat firman Allah.Di samping itu, Alkitab
juga mengandung 'firman iblis' dan ,firman manusia. Penganut pandangan ini
setuju bahwa bagian Alkitab yang mengatakan :" Beginilah firman
Allah" atau "Demikianlah Firman Allah" memang adalah Firman
Allah. Tetapi bagian lain seperti "Ular itu berkata kepada perempuan
itu:'Tentulah Allah berfirman... '(Kej.3:1b)" bukanlah firman Allah.
Demikian juga nasehat-nasehat sahabat Ayub yaitu Elifas, Bildad dan Zofar
bukanlah firman Allah, karena memang kemudian Allah menegur mereka dan
menyuruh mereka minta maaf kepada Ayub atas segala nasehat mereka yang salah
(baca Ayub 42:7-9).
5.
Alkitab menjadi firman Allah
ketika terjadi pertemuan/pengalaman subjektif
Menurut pandangan ini ketika seseorang
membaca Alkitab dan Allah berbicara melalui ayat-ayat yang sedang dibaca
tersebut, maka pada saat itulah ayat tersebut menjadi firman Allah. Dengan
perkataan lain, ada saatnya Alkitab tersebut bukan Firman Allah yaitu sebelum
terjadi pengalaman pribadi dengan ayat-ayat tersebut. Dengan demikian, firman
Allah menjadi sangat subjektif, tidak objektif, tergantung manusia yang mengalaminya.
Bagi orang tertentu ada kemungkinan ayat tertentu bukan firman Allah karena dia
tidak mengalami apa-apa dari ayat tersebut. Tetapi orang lain, yang mengalami
sesuatu dari ayat tersebut, itu adalah firman Allah.
Nampaknya, pandangan ini dianut oleh
seorang pendeta dari gereja tertentu di Korea dengan teori ‘rhemanya’. Dia
memiliki anggota jemaat ratusan ribu orang. Kelompok ini membagi firman Allah
menjadi dua yaitu logos dan rhema. Logos adalah firman Allah secara umum, sedangkan
rhema adalah firman Allah yang berbicara kepadanya secara pribadi. Pandangan
ini juga telah menjalar ke gereja-gereja, khususnya gereja tertentu di
Indonesia.
6. Alkitab adalah firman Allah
Menurut pandangan ini, Alkitab bukan
sekedar tradisi manusia -meskipun memang ada unsur tradisi di dalamnya-, juga
bukan sekedar tulisan manusia - meskipun memang ada unsur manusia terlibat
dalam penulisannya- tetapi sungguh adalah firman Allah. Karena Alkitab adalah
firman Allah, maka Alkitab tidak bersalah terhadap segala hal yang dinyatakannya.
Karena itu, Alkitab memegang otoritas tertinggi dan terakhir dalam kehidupan.
Sebenarnya, menurut keyakinan saya, inilah pernyataan Alkitab tentang dirinya,
dan inilah juga merupakan pandangan kami.Kami setuju dengan tokoh reformasi,
Martin Luther, yang mengatakan:
"No one is bound to believe more
than what is based on Scripture. The Word must be believed against all sight
and feeling and understanding. It also has the primacy over dreams, signs, and
wonders"[i] (Tidak seorangpun diharuskan untuk
mempercayai sesuatu lebih daripada apa yang dikatakan Alkitab. Alkitab harus dipercayai melebihi
penglihatan, perasaan dan pengertian. Dia juga memilki keutamaan lebih dari
mimpi-mimpi, tanda-tanda serta mukjizat-mukjizat).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar